Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Table of Content

Ketupat Makanan Khas Lebaran Yang Sarat Makna

2 min read
Menu apapun di Hari Raya Lebaran tentunya terasa kurang afdol apabila tidak ditemani dengan ketupat sebagai pertanda masuknya bulan syawal bagi masyarakat Indonesia khususnya Jawa. Tapi apakah kita tahu asal usul ketupat itu sendiri? Yuks kita simak bersama sejarah ketupat yang menjadi ciri khas Lebaran.

Menurut sejarawan Belanda H.J. de Graaf dalam Malay Annal, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke-15. De Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat dari janur berfungsi untuk menunjukkan identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi banyak pohon kelapa. Warna kuning pada janur dimaknai oleh de Graff sebagai upaya masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari Asia Timur.

Sunan Kalijogo sebagai salah satu Walisongo memberikan andil besar dalam penyebaran agama Islam di pedalaman Jawa dengan melakukan akulturasi budaya Jawa atau agraris dengan Islam, lalu memperkenalkan dan memasukkan ketupat, simbol yang sebelumnya sudah dikenal masyarakat. Dalam dakwahnya beliau memasukkan makna filosofi  ketupat sebagai berikut:

1. Bentuk dari ketupat tersebut, diartikan dengan kiblat papat limo pancer. Papat dimaknai sebagai simbol empat penjuru mata angin utama: timur, barat, selatan, dan utara. Artinya, ke arah manapun manusia akan pergi ia tak boleh melupakan pacer (arah) kiblat atau arah kiblat (salat).
2. Mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua.
3. Mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.

Menurut Slamet Mulyono dalam Kamus Pepak Basa Jawa, kata ketupat berasal dari kupat. Parafrase kupat adalah ngaku lepat: mengaku bersalah. Janur atau daun kelapa yang membungkus ketupat merupakan kependekan dari kata “jatining nur” yang bisa diartikan hati nurani. Secara filosofis beras yang dimasukan dalam anyaman ketupat menggambarkan nafsu duniawi. Dengan demikian bentuk ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani.

You may like these posts

  • Kuliner dan makanan khas Bandung – Kota kembang julukan bagi kota Bandung, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang t…
  • Siapa yang tidak kenal dengan nama makanan yang satu ini, ya sepertinya kebanyakan lidah kita pernah bergoyang sambil kedinginan merasakannya saat masih kecil atau sampai lanjutnya…
  • Aneka kuliner khas manado – Seru rasanya jika kita bisa menikmati aneka kudapan yang ada di negeri ini. Berbagai rasa dari berbagai masakan pasti akan meninggalkan bekas tersendiri…
  • Lempok adalah dodol dengan bahan utama dari buah durian yang merupakan makanan olahan tradisional andalan masyarakat Sumatera dan Kalimantan. Pembuatan lempok ini dilakukan seca…
  • Aneka kuliner dan makanan khas betawi – Tak bisa dipungkiri, salah satu daya tarik wisata di Jakarta adalah makanan khas Betawi. Meski masyarakat Betawi sendiri sudah semakin ter…
  • Aneka kuliner khas CirebonAneka kuliner khas Cirebon – Kota Cirebon terletak di kawasan Pantura, Jawa Barat. Selain dikenal dengan sebutan kota para wali, Cirebon juga terkenal ka…

Post a Comment